Hari yang cerah, bertepatan dengan Sabtu 7 Juni 2014. Masyarakat Buttulamba pagi-pagi sudah berkumpul dengan peralatan masing-masing. Sesuai dengan hasil musyawarah, hari itu pengecoran lantai mesjid akan dilakukan secara gotong royong oleh warga. Mereka sudah mengatur tugas.
Mereka yang punya pengalaman dalam pekerjaan bangunan akan melakukan pengecoran di dalam lantai mesjid. Kelompok lain akan menyiapkan pembersihan sebelum pengecoran. Ada pula yang bertugas mengaduk semen dan pasir. Tak lupa, Ibu-Ibu ada yang ke pasar untuk belanja. Siang itu para tukang dadakan harus diberi asupan gizi agar bisa menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas terbaik. Semua bekerja dengan suka cita. Hanya satu yang mereka pikirkan: semoga Ramadhan di Buttulamba semakin semarak dengan berfungsinya mesjid baru.
Jam delapan pagi tim sudah bergerak. Sebagian berada di dalam mesjid untuk membersihkan kembali pasir yang sudah diratakan beberapa hari sebelumnya. Tak lupa disapu. Sementara di luar beberapa orang sudah bekerja untuk mengaduk pasir dan semen. Ada pula yang bertugas mengambil air dari belakang mesjid.
Beberapa saat kemudian, Bismillah, campuran semen ditumpahkan di dalam ruang mesjid. Tukang langsung menyambutnya dengan alat perata yang terbuat dari papan kayu. Yang lain menggunakan sekop bahkan cangkul untuk menyebarkan campuran tersebut. Semua bekerja. Tentu saja canda dan gurau mereka menghangatkan suasana. Dan tak terasa mataharipun beranjak siang.
Alhamdulillah, jam sebelasan pekerjaan pengerasan lantai sudah selesai. Warga yang tadi bekerjapun ramai-ramai membersihkan tangan dan badan yang kotor. Di luar, di depan mesjid, Ibu-Ibu sudah menggelar meja dengan sajian yang menggoda. Tukang-tukang dadakan pun kemudian menikmati sajian itu dengan lahap di bawah rerimbun pohon yang ada di depan mesjid.
Sore harinya, sebagian warga ada yang melanjutkan pekerjaan pembuatan jembatan di depan mesjid. Dengan demikian, pekerjaan yang tersisa agar mesjid dapat digunakan salat tarawih di Ramadhan yang tinggal beberapa hari ini adalah listrik. Mohon doanya.
Jam delapan pagi tim sudah bergerak. Sebagian berada di dalam mesjid untuk membersihkan kembali pasir yang sudah diratakan beberapa hari sebelumnya. Tak lupa disapu. Sementara di luar beberapa orang sudah bekerja untuk mengaduk pasir dan semen. Ada pula yang bertugas mengambil air dari belakang mesjid.
Beberapa saat kemudian, Bismillah, campuran semen ditumpahkan di dalam ruang mesjid. Tukang langsung menyambutnya dengan alat perata yang terbuat dari papan kayu. Yang lain menggunakan sekop bahkan cangkul untuk menyebarkan campuran tersebut. Semua bekerja. Tentu saja canda dan gurau mereka menghangatkan suasana. Dan tak terasa mataharipun beranjak siang.
Alhamdulillah, jam sebelasan pekerjaan pengerasan lantai sudah selesai. Warga yang tadi bekerjapun ramai-ramai membersihkan tangan dan badan yang kotor. Di luar, di depan mesjid, Ibu-Ibu sudah menggelar meja dengan sajian yang menggoda. Tukang-tukang dadakan pun kemudian menikmati sajian itu dengan lahap di bawah rerimbun pohon yang ada di depan mesjid.
Sore harinya, sebagian warga ada yang melanjutkan pekerjaan pembuatan jembatan di depan mesjid. Dengan demikian, pekerjaan yang tersisa agar mesjid dapat digunakan salat tarawih di Ramadhan yang tinggal beberapa hari ini adalah listrik. Mohon doanya.